Krisis Air Virtual: Infrastruktur Digital Butuh Energi Air

Krisis Air Virtual: Infrastruktur Digital Butuh Energi Air

0 0
Read Time:51 Second

Di balik kecanggihan internet, ada masalah besar yang jarang dibahas: krisis air virtual. Data center yang menopang cloud, AI, dan layanan digital ternyata mengonsumsi air dalam jumlah masif untuk pendinginan.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa satu data center raksasa bisa menghabiskan jutaan liter air per hari untuk menjaga server tetap dingin. Angka ini sangat kontras di negara yang justru mengalami kekeringan.

Ironisnya, industri digital yang dianggap “hijau” justru punya dampak lingkungan tersembunyi. Air yang seharusnya dipakai untuk masyarakat malah dialihkan untuk infrastruktur teknologi.

Beberapa perusahaan teknologi besar mulai mencari solusi, seperti sistem pendingin udara bebas air atau pendingin berbasis laut. Namun, biaya teknologi ini masih sangat tinggi.

Selain itu, negara berkembang yang menjadi tuan rumah data center sering tidak mendapat keuntungan signifikan, melainkan justru menanggung kerusakan lingkungan.

Jika tren ini berlanjut, dunia bisa menghadapi paradoks: revolusi digital yang menguras sumber daya vital manusia.

Krisis air virtual menegaskan bahwa setiap klik di internet punya jejak fisik yang nyata.

Infrastruktur digital masa depan harus hijau tidak hanya di energi, tapi juga dalam penggunaan air.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%