0
0
Asia berada di garis depan inovasi logistics tech, dengan penggunaan drone dan robot yang semakin meluas dalam pengiriman paket untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan. Dengan populasi yang padat, tantangan geografis yang beragam, dan pertumbuhan e-commerce yang eksplosif, negara-negara Asia mencari solusi cerdas untuk mengatasi masalah “last-mile delivery” dan mengurangi biaya operasional. Drone dan robot otonom menawarkan potensi besar untuk merevolusi rantai pasok.
Drone, atau unmanned aerial vehicles (UAV), digunakan untuk pengiriman paket ke daerah-daerah terpencil atau sulit dijangkau, serta untuk pengiriman cepat di perkotaan. Di Tiongkok, misalnya, beberapa perusahaan e-commerce telah menguji coba drone untuk mengirimkan paket ke desa-desa pegunungan. Di Singapura, drone digunakan untuk mengangkut barang antar pulau atau di lingkungan perkotaan yang padat. Teknologi ini memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan mengurangi jejak karbon dibandingkan metode transportasi tradisional.
Robot, baik yang beroda (ground robots) maupun yang bekerja di gudang (warehouse robots), juga semakin umum. Robot pengiriman otonom dapat menavigasi trotoar dan jalan-jalan kota untuk mengantarkan paket langsung ke pintu pelanggan. Di gudang-gudang besar di Jepang dan Korea, robot digunakan untuk memilah, mengambil, dan mengemas barang dengan kecepatan dan akurasi yang jauh melampaui kemampuan manusia, mengoptimalkan proses logistik dari hulu ke hilir.
Meskipun potensi drone dan robot dalam logistik sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti regulasi penerbangan drone, keamanan siber, dan penerimaan publik. Investasi dalam infrastruktur pendukung, pengembangan sistem navigasi yang aman, dan kerangka hukum yang jelas akan menjadi kunci untuk mewujudkan potensi penuh teknologi ini. Asia akan terus menjadi pelopor dalam mengintegrasikan drone dan robot untuk menciptakan sistem logistik yang lebih cerdas dan responsif.
